Formulir Kontak

 

P E R A Y A A N





Selasa menebar kabar bahwa seseorang sedang menginjak tangga usia dua puluh satu. Sambil menelan pikir tentang dirinya, kupikir hidup akan semakin membelajarkan ia menjadi seorang perempuan yang senang bertanya tentang dirinya sendiri. “Siapa aku hari ini, bagaimana esok dan seterusnya?” pertanyaan itu akan menggerogoti kepalanya disetiap pagi ketika ia membuka matanya. Sejenak ia akan duduk di balkon sambil tertawa menyeruput hidangan manis kegemarannya, seketika ia akan sembunyi untuk menangis karena sebuah masalah muncul yang tak diduganya. Tapi esoknya, ia tiba-tiba menjadi penasihat andal kepada seorang teman karena pengalamannya. Ruang dan waktu akan semakin mengajarkan ia arti bahagia, karena sedih yang dilaluinya hingga ia tahu siapa dirinya.
Perubahan. Aku mengenalnya pada banyak pergantian tahun, ia tak bergeming pada satu titik karena ia bersandar pada sebuah koma. Aku tahu parasnya ketika ia sedang bahagia oleh hal-hal sederhana seperti dongengnya tentang Merry Riana, sekaligus caranya menyembunyikan kesedihan ketika ia patah hati oleh beberapa pria yang menurutku mereka durjana. Oleh tawa yang menghampirinya, oleh air mata yang menetes dipipi mungilnya, aku selalu memuji setiap syukur yang ia panjatkan dalam do’anya. Oleh karenanya, aku senang bila ia menjadi dirinya.
 Hari ini ia memproklamirkan diri atas revolusi yang ia buat dari masa-masa lahirnya. Ia adalah ia, orang yang kukenal pintar merangkai kata, yang dengan segala kelebihan dan ketulusannya ia dicintai oleh dunia sekelilingnya. Semakin hari, ia akan menjadi ia, atas segala pertahanannya pada segala harapan yang ia sedang coba wujudkan. Aku menyebut ini sebagai perayaan. Bagiku, perayaan sesungguhnya bukanlah kemewahan pesta yang terbiasa kita rayakan, melainkan ketika aku dapat melihatnya ia sedang bangga dengan segala wujudnya hari ini, sampai saat ini, sebagai warisan yang akan ia genggam esok untuk menghadapi pembelajaran tentang hidupnya.
Tak ada nasihat yang ingin aku bacakan padanya, karena hidup yang akan memberinya petuah-petuah yang akan selalu membentuk pribadi yang ia sendiri senang melihatnya. Sekali lagi, kuharap ia akan selalu menjadi ia, yang selalu kuat melawan sakitnya, yang bertanggung jawab atas hidupnya, yang senang berbagi pundak dan telinga untuk kawannya, dan senang berdo’a kepada Tuhannya. Akan ada banyak jiwa lain yang cemburu padanya, atas segala pencapaiannya. Kuharap ia menjadi inspirasi sebagaimana ia senang terinspirasi. Happy Birthday, my beloved friend Franzeska Venty Widya Dewi

Total comment

Author

Unknown

0   komentar

Cancel Reply