Formulir Kontak

 

Kereta Menuju Tuhan




Tuhan yang Maha Baik dengan segala Kebesarannya,
Yang Maha bijaksana dengan segala Kesempurnaannya,
Segala pujian ada untukMu. Segala hina ada untukku.
Hidup ini lucu sekali ya?

Lebih lucu daripada guyonan semua komedian.
Lebih lucu juga daripada humor seluruh netizen yang dikenal budiman.
Hidup ini memang tempat bersenda gurau semata seperti yang Engkau bilang. Engkau seperti orang tua yang mengijinkan anaknya pergi sebentar ke taman bermain tetapi tetap setia pula menanti ia kembali. Dari tanah saya datang dan ke tanah pula saya akan pulang. Saya juga bercengkrama bersama kawanan manusia lain di atas tanah yang fana. Memang hidup seperti di taman bermain; berlari-larian hingga terjatuh, dibuat terbang oleh ayunan lalu tertawa-tawa hingga terjatuh lagi, bangkit lagi lalu mencoba berbagai permainan lain. Ah rasanya…….. seperti itu-itu saja.


Tapi pada akhirnya Engkau akan menjemputku pulangkan? Walau entah kapan, bahkan Engkau tidak berbagi rahasia pada malaikat perihal kapan, dimana dan bagaimana caranya mencabut nyawa dari tubuh yang lemah ini. Engkau hanya memerintahkan mereka menonton dan mencatat gerak-gerikku seperti seorang komentator di lapangan bola sampai waktunya habis. Engkau adalah Wasit yang menentukan perihal kemenangan dan kekalahan. Tiada yang berhak menggugat keputusanMu. Tiada pula yang berhak menentang ketetapanMu.
Pada akhirnya aku akan tiada, dianggap semesta seperti tidak pernah ada. Pada akhirnya aku akan menjadi abu, makanya aku senang menulis, barangkali ada sesuatu yang tersisa bila ada yang rindu. Masih mending juga kalau ada yang mau mengenang saya baik-baik, saya sering ketakutan jika saya mati dan hanya dikenang sebagai perempuan tak punya nurani.
Engkau pada akhirnya akan memaksaku untuk pulangkan? Seperti seorang Ibu yang tidak sabar memeluk anaknya yang kelelahan. Entah akan memanaskanku dengan neraka atau memberikanku sebuah kesejukan melalui surga. Tetapi, perihal surga kalau boleh sisakan banyak tempat ya, ya Tuhan? Untuk Imamku, keluargaku, sahabat-sahabatku, orang-orang yang mencintaiku, anak-anak juga orang tua di panti, lalu juga untuk orang-orang yang telah tulus memaafkanku. Kalau Engkau berkenan, satu tempat juga untuk pendosa yang hina ini. Karena dunia ini terlalu melelahkan dan dipenuhi api kebencian, kecemburuan, kemunafikan dan segala hal lain yang menyiksa jiwa. Setidaknya, surga adalah tempat yang Engkau janjikan menyenangkan untuk berteduh. Mungkin disana tiada lagi politik yang menjijikan, mungkin disana tiada lagi fitnah yang berhamburan, mungkin juga disana tiada lagi bentuk pengucilan yang bagi saya sangat menyakitkan. Di Surga sana pasti hanyalah orang-orang baik yang bergerombol. Mungkin disana ada perpustakaan yang hebat? Saya tak tahu, pastilah keindahan dan kehebatan surga melebihi keindahan yang hanya bisa dibayangkan oleh nalar saya yang lemah ini. Tapi yang jelas pasti isinya menyenangkan dan membahagiakan.

Aku ini manusia yang maha bandel ya Tuhan. Manusia bandel yang masih bisa-bisanya –tidak tahu diri- meminta surga di keabadian sana. Jika Engkau adalah Maha segala Kebaikan, sedang aku adalah maha segala kebodohan. Seolah terkena penyakit amnesia akut sering melupakanMu saat merasa bahagia. Lalu tidak tahu diri tetap meminta-minta dan kembali padaMu saat terjatuh. Anak bandel memang fitrahnya dihukumkan? Saya sudah merasakan diberikan kartu kuning saat Engkau banyak mengambil sesuatu atau membolak-balikkan perasaan orang-orang yang saya cintai hingga saya kehilangan mereka perlahan-lahan bahkan selamanya. Saya bahkan sudah diberikan kartu merah saat kehilangan Engkau dari kalbu yang rapuh ini. Membayangkan itu kembali hanya membuat saya hanya mampu menyalahkan diri sendiri.

Ah! saya masih ingat Tuhan, saat saya menangis sendirian hingga bacaan shalat saya begitu belepotannya. Saya selalu dan terlalu takut membuat orang-orang yang saya cintai khawatir hingga satu-satunya terbaik untuk mengadu nasib hanyalah padaMu. Walau mulutku komat-kamit tidak jelas karena isak tangis, tetapi Engkau mendengar teriakan dalam hati kan? Karena saya selalu percaya bahwa penglihatan dan pendengaran Engkau menembus nurani dan akal pikir. Tetapi sekarang-sekarang saya mulai bisa terbuka dan bercerita pada orang-orang yang saya percayai kalau ada apa-apa, dan ternyata saya lebih dapat bersyukur karena Engkau memang tidak pernah membiarkan saya seorang diri. Saya ingat pernah tinggal terpuruk dalam perasaan kesepian dalam keramaian begitu lamanya. Saya ingat Tuhan, ketika saya begitu kejinya diremehkan hingga saya membenci diri saya sendiri begitu banyaknya. Ah ternyata setelah saya banyak terjun ke dunia bawah sana, banyak yang melebihi penderitaan yang pernah saya alami. Saya tidak paham lagi perihal cara Engkau mengajari arti syukur. Boleh jadi saya menangis dan begitu rapuh dengan kehilangan, tetapi Engkau kerap membuat saya sadar bahwa yang tersisa, yang ada dan yang dimiliki selalu lebih besar melebihi dari apa yang pergi. Tanpa kehadiran Engkau ya Rabb, tidak mungkin saya dapat bertahan. Saya lemah, tidak berani saya menyombongkan diri atasMu. 

Tuhan saya yang Maha Baik. Terima kasih telah melahirkan saya pada kehidupan ini dari rahim perempuan yang baik dan hebat dan aku memanggilnya mamah. Terima kasih telah membesarkan saya dalam keluarga yang bijak mendidik saya menjadi seorang manusia. Perempuan bedebah ini dilatih keluarganya untuk tidak jadi benalu bagi orang lain, meskipun saya sering menyakiti orang lain ya Tuhan, tetapi semoga Engkau membukakan hati orang-orang yang saya sakiti untuk selalu dapat memaafkan saya. Terima kasih telah menghadirkan banyak wajah pada kehidupan saya. Dengan sakitnya perasaan dibenci, saya sadar bahwa saya tidak boleh membenci. Dengan sakitnya perasaan kesendirian, saya sadar bahwa saya dapat memahami dan menjiwai solidaritas dan loyalitas. Dengan sakitnya perasaan, saya sangat bisa merasakan kesakitan yang dialami orang lain. Tuhan, yang Maha Beberkat, yang Maha Pengabul Doa, saya mohon jadikanlah saya perantara kebaikan bagi orang-orang yang saya cintai. 

Tuhan kalau boleh beri saya banyak waktu cukup lama bercengkrama disini. Menikmati impian-impian sederhana; menikah dengan orang yang semakin membawa saya dekat padaMu, bisa merasakan dipanggil Ibu, bisa merasakan berjuang lebih banyak untuk kebaikan, dan segala impian-impian sederhana lain sebagai manusia yang lemah. Tak mungkin Tuhan, tak mungkin impian itu tercapai tanpa KunfakayakunMu di dalamnya.
Kalau boleh ya Tuhan, jemputlah dan ambillah nyawa saya ataupun orang-orang yang saya cintai saat Engkau dapat memaafkan dengan tulus. Saat Engkau tidak membenci. Saat Engkau dapat tersenyum pada. Saya ketakutan…….Terlalu takut.
Terima kasih ya Tuhan, sudah mau mendengar.

Regards,

Best sinner ever.



Total comment

Author

Unknown

0   komentar

Cancel Reply