Formulir Kontak

 

The letter about last day i want you to offers me



Bolehkah aku meminta satu permintaan terakhir sebelum berpisah denganmu? Jika kamu tak ingin mengabulkannya, aku akan memaksamu mengabulkannya. Setidaknya, itu untuk balas budi atas kebaikan-kebaikan yang selama ini aku berikan kepadamu. Iya, aku perempuan tengik yang sepamrih itu. Perempuan sombong yang merasa dirinya sudah berbuat banyak kebaikan, padahal yang aku lakukan bukan apa-apa. Jika aku dianggap kurang ajar, memang aku perempuan kurang ajar.  Sekali lagi, aku meminta kamu mengabulkan permintaan terakhirku! Jika kamu tak bisa, kamu harus tetap bisa. Jika kamu tak mampu, kamu tetap harus mampu. Jika kamu tak mau, kamu harus tetap mau. Pokoknya kabulkan permintaan terakhirku ini ya, titik!

Kamu lelaki terhormat, dan lelaki terhormat selalu menepati janjinya. Aku selalu memegang janji yang selalu kau pinta untukku penuhi, tak pernah sekalipun aku menceritakan rahasia-rahasia yang kau ungkap padaku kepada siapapun. Siapapun! karena aku bukan perempuan bajingan yang mengobral rahasia untuk menjadi bahan gosip orang-orang secara serampangan. Kamu laki-laki terhormat dan aku selalu berusaha menjaga kehormatanmu. Aku harap, kamu tetap menjadi laki-laki hebat yang akan merahasiakan permintaanku ini kepada siapapun. Siapapun! Biarlah kita menjadi pembuktian bahwa peribahasa semua rahasia akan terungkap pada waktunya, bisa saja salah. Biarlah rahasia kamu yang aku pegang tetap menjadi rahasia, bahkan anginpun menutup mulutnya rapat-rapat seperti dibungkam oleh sogokan dan ancamanku yang bisa membuatnya diam selamanya. Begitupun kamu, jadikanlah seluruh isi dan pengabulan surat ini menjadi sebuah rahasia yang mungkin lebih baik kamu mati daripada harus mengungkapnya. Kamu tahu bagaimana mengerikannya kemurkaan seorang perempuan yang terbiasa baik? Jangan buat aku marah dengan melanggarnya. Aku mengatakan ini dengan membuang separuh harga diri dan egoku. Hanya di hadapan kamu aku mampu dan hanya mau melakukannya. Jika ini membuat kamu merasa jijik, aku mohon, berbaik hatilah dulu untuk memenuhi ini dengan rasa iba seperti kamu memberikan uang recehan pada pengemis yang meminta-minta kamu dengan paksa. Kamu tak akan kehilangan seluruh isi dompetmu atas hilangnya recehan uang itu. Permintaanku tak akan membuatmu kehilangan seluruh hidupmu. Jika kamu memang laki-laki baik yang dapat menghargai perempuan, anggaplah ini sebuah permintaan terakhir seorang teman yang pernah selalu ada untukmu. Ini permintaan yang mengikuti hati, dan hanya aku yang mengetahuinya seorang diri, karena kalau aku meminta pendapat orang-orang sekelilingku perihal ini mereka akan mengatakan aku perempuan tolol.

Permintaanku hanya satu, berikan aku satu hari yang bisa aku kenang selamanya mengenai kamu. Berikan aku satu hari, dimana aku akan berkelana mengenangnya dengan kebahagiaan dan sebuah tangisan secara bersamaan. Berikan aku satu hari terakhir, seperti drama-drama romantis entah menyedihkan yang hanya ada di layar kaca.

Meskipun perasaanmu tinggal dalam masalalumu, atau perempuan baru yang entah-berantah siapapun itu; berikan aku seluruh hatimu di hari itu, hanya untuk aku. Persoalan-persoalan apapun yang sedang kamu hadapi saat itu, simpan dululah, dan hanya pusatkan seluruh pikiranmu untuk membahagiakanku. Sehari saja, aku meminta kamu menyiksa dirimu sendiri dengan kepura-puraan. Aku akan mengenakan pakaian yang menurutku paling bagus yang membuatku sedikit terlihat lebih cantik, kamupun, kenakanlah pakaian yang membuatmu merasa tampan. Hanya sehari itu, buang dululah bayangan kamu tentang tipe idaman perempuanmu yang tidak realistis itu dan tak dapat kupenuhi. Hanya pada hari itu, pandangilah aku sebagai perempuan paling cantik dan hebat di matamu yang dapat membuat kamu tersenyum-senyum saat menatapku, jika kamu tak bisa, berpura-puralah sebisanya. Lupakanlah dulu perempuan-perempuan yang masuk ke dalam hidupmu, baik yang pernah ataupun akan kamu tarik ke dalam hidupmu. Sehari itu, kamu harus jadi milikku sepenuhnya. Sehari itu, kamu harus jadi kekasihku. Sehari itu, kamu harus jadi sahabat terbaikku. Hanya pada hari itu, buatlah percakapan-percakapan terbaik yang dapat aku kenang, entahlah isinya penuh kejujuran atau kebohongan, aku hanya ingin percakapan semenarik mungkin yang dapat membuat aku tertawa dan menangis sendirian saat mengingatnya.   

Berikan aku satu hari dimana lenganmu dapat aku genggam dengan eratnya selayaknya tangan bayi yang merasa nyaman saat meraih genggaman Ibunya. Satu hari dimana pundakmu dapat aku sandari sepuas hati seperti boneka Teddy bear yang selalu aku sandari setiap malam saat menggigil kedinginan. Satu hari dimana rambutmu bisa aku acak-acak semau diri. Berikanlah aku sesuatu yang ingin kamu berikan dan lakukan pada perempuan yang paling kamu cintai, hanya pada hari itu, untukku seorang diri. Meskipun tak ada rasa, meskipun penuh pura-pura, meskipun ide gila ini tidak dapat kamu cerna. Pada hari itu, aku ingin aku dan kamu mengunjungi tempat yang membuat aku menyemai namamu saat memasukinya. Aku ingin makan di restoran kesukaanmu, hingga saat itu kamu merasa nyaman memberikan sisi terbaikmu untukku. Aku ingin sebuah hari dimana dunia serasa milikku dan kamu. 

Karena sesudah hari itu berakhir, aku akan melepaskanmu dengan sungguh-sungguh dan kamu dapat berhenti berpura-pura seolah tak terjadi apa-apa. Berikan aku satu hari dimana itu seolah sebuah mimpi yang menjadi nyata. Hingga esoknya aku akan kembali menyadari bahwa memang itu hanya sebuah mimpi. Setidaknya aku ingin sebuah pengalaman perpisahan yang tidak menyakitkan. Esoknya aku dan kamu akan menjadi seseorang yang tak akan pernah membahas apa yang telah terjadi. Kita dapat menjadi teman seperti biasa. Kita akan seperti biasa saja, seolah tak terjadi apa-apa. Bisakan?

Aku memohon ini dengan ketulusan, aku memohon ini dengan penuh kejujuran karena aku ingin menjadi seorang ratu yang membahagiakanmu dengan totalitas meski hanya sehari. Aku perempuan penuh imajinasi yang ingin mempercayai bahwa sebuah dongeng ada kalanya dapat terkabul jika ia mengorbankan sesuatu. Aku mengorbankan harga diriku sebagai perempuan melalui surat ini. Harga diri merupakan sesuatu yang selalu aku pegang baik-baik sejumlah umurku saat ini, dan aku seolah membuang itu semua melalui permintaan ini. Ini adalah sesuatu yang aku pikir pertama kalinya dan akan menjadi terakhir kalinya aku lakukan. Aku tak memintamu membuat sesuatu yang dapat kamu kenang, aku meminta kamu melakukan sesuatu yang akan aku kenang seorang diri. Meskipun itu palsu, meskipun itu gila. Sebuah hari dimana ia akan menemani sisa-sisa puisiku. Apa kamu berbaik hati melakukannya? Kutunggu balasannya malam ini. Hapuslah surat ini, karena aku enggan siapapun membacanya selain kamu. Ini adalah permintaan tergila yang pernah aku minta pada orang lain. Aku tak senang merepotkan orang lain, tapi aku ingin kamu direpotkan sehari saja. Untuk aku, demi aku. Terima kasih, ya.........


Total comment

Author

Unknown

0   komentar

Cancel Reply